Cemas Dapat Mengakibatkan 11 Gangguan Jiwa - Layar Kerja

Cemas Dapat Mengakibatkan 11 Gangguan Jiwa

Cemas’ ini biasanya karena sesuatu yang tidak jelas atau tidak nyata atau difus, sehingga digolongkan pada suasana hati (stemming). Kecemasan sendiri, menurut Kartini Kartono (1986: 129) adalah semacam kegelisahan-kekhawatiran dan ‘ketakutan’ terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang difus, atau baur, dan mempunyai ciri yang mengazab pada seseorang.

Mungkin beberapa dari lo masih menganggap enteng mengenai ‘cemas’ ini. “Ah, cemas doang. Semua orang juga pernah ngerasa cemas.” Ya ga sih? Tapi mungkin lo perlu mengetahui bahwa ada lho, kecemasan yang berbahaya, yang bahkan bisa menimbulkan dampak yang luar biasa. Ayo cek disini!

Gejala umum pada kecemasan antara lain: gemetar, geletar, berpeluh dingin, mulut jadi kering, membesarnya anak mata atau pupil, sesak nafas, percepatan nadi dan detak jantung, mual, muntah, murus atau diare, dan lain-lain.

Nah, yang berbahayanya, jika ini semua terjadi dalam kondisi kronis dan terus menerus dalam waktu lama, bisa menyebabkan kerusakan pada fisik lho! Penyakit lambung, tekanan darah tinggi (hipertensi), asma, juga kerusakan pada fungsi psikis—adalah penyakit yang umum diketahui karena kecemasan yang berlebihan.

Bahkan kecemasan ini dapat menimbulkan penyakit kejiwaan yang diantara lain:

1.       Psikoneurosa
adalah sekelompok reaksi psikis dengan adanya ciri khas yaitu kecemasan dan tidak sadar ditampilkan ke luar dalam berbagai bentuk tingkah laku dengan jalan menggunakan mekanisme pertahanan diri (defance mechanism). Penyakit ini erat kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultural yang tidak menguntungkan, ditambah dengan ketidakseimbangan pridadi yang dapat mengakibatkan gejala neurosa.

2.       Histeria
adalah gangguan psikoneurotik dengan ciri emosionalitas yang ekstrim, dan kecemasan-kecemasan. Gangguan ini mencakup fungsi psikis, sensoris, motori, vasomotor (syaraf-syaraf yang membesar-mengecilkan pembuluh darah) dan alat pencernaan. Gangguan ini biasanya disebabkan konflik internal, dan memiliki beberapa jenis, yaitu:

Hysteria konversia biasanya berbentuk catalepsy (kaku atau kejang-kejang), anaesthasia (hilangnya rasa sensoris), anosmia (hilangnya rasa pengecap), kebutaan dan tuli sesaat, aphonia (tidak bisa berbicara), monoplegia (lumpuh pada satu lengan atau kaki atau satu kelompok syaraf), dan hemiplegia (lumpuh di satu sisi badan) yang semuanya sifatnya tidak menetap.

Hysteria minor (bentuk ringan) ada serangan kejang (convulsive), dimana penderita kerap menangis dan tertawa tanpa mampu dikendalikan.

Hysteria narkolepsi, ada kecendrungan untuk tidur terus menerus sealam beberapa menit, hingga jam atau hari. Penyebabnya adalah pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, ditambah kelemahan jasmani dan fantasi bahwa ‘kematian itu menyenangkan’.

Hysteria anorrexy, penderitanya tidak merasa lapar dan menolak makan hingga bisa berakibat fatal—yaitu mati kelaparan.
3.       Somnabulisme (somnus=tidur, ambulare=berjalan)
Penyakit ini kerap disebut sleepwalking karena penderita tidur sambil berjalan dan berbuat sesuatu, seperti dalam keadaan trance. Penyebabnya adalah pengalaman yang mencemaskan atau shock emosional yang belum terselesaikan, yang mengakibatkan timbulnya dissosiasi.

4.       Neurasthenia
adalah kondisi syaraf-syaraf yang lemah, orangnya tidak memiliki energy, selalu merasa lelah yang ekstrim, disertai sakit dan nyeri. Penderitanya selalu merasa cemas akan melakukan kegagalan, hingga malas dan segan berbuat, ragu-ragu, disertai ketegangan syaraf, dan cepat menjadi bingung.

5.       Fobia
adalah ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional, dan tidak bisa dikontrol terhadap suatu situasi atau objek tertentu. Penyebabnya adalah pernah mengalami ketakutan hebat, yang disertai rasa malu dan bersalah.

6.       Hipokondria
adalah kondisi kecemasan yang kronis, dan penderitanya selalu merasakan ketakutan dan kecemasan yang patologis terhadap kesehatan badan sendiri. Penderitanya selalu yakin bahwa dia menderita penyakit serius hingga setiap kesakitan dirasakan sebagai pertanda bencana luar biasa.

7.       Anxiety neurosis
adalah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kornis, sekalipun tidak ada rangsangan yang spesifik. Emosi penderitanya tidak stabil, cepat depresif, dan disertai bermacam-macam fantasi. Penyebabnya adalah kecemasan, ketakutan, kesusahan, dan kegagalan yang bertubi-tubi.

8.       Psikosomatisme
adalah kondisi dimana konflik-konflik psikis atau psikologis dan kecemasan-kecemasan menjadi sebab timbulnya macam-macam penyakit jasmaniah; atau justru membuat semakin parahnya suatu penyakit jasmaniah yang sudah ada.

9.       Hypertension
adalah tekanan darah tinggi dengan ketegangan yang tinggi. Emosi-emosi yang kuat dan kecemasan hebat yang berkelanjutan menjelma mendari reaksi somatisme itu langsung mengenai peredara darah, sehingga mempengaruhi detak jantung dan tekanan darah. Penyakit ini sangat berbahaya dan banyak menyebabkan kematian.

10.    Effort syndrome den Postpower syndrome
adalah reaksi somatisasi dalam bentuk sekelompok tanda-tanda dan simptom-simptom penyakit, luka luka atau kerusakan, dengan gejala pengeluaran tenaga fisik yang sangat sedikit saja sudah menyebabkan bertambah cepatnya detak jantung, disertai kesukaran bernafas dan perasaan seperti mau pingsan. Penyakit ini pada dasarnya disebabkan oleh kecemasan-kecemasan dan ketakutan-ketakutan mengenai aktivitas jasmaiah yang disertai perasaan berdosa, atau diikuti kecemasan-ketakutan terhadap implus agresivitas sendiri.

11.    Peptic Ulcer
Adalah penyakit borok bernanah atau etterende zweer pada alat pencernaan. Awalnya penyakit ini berupa peradangan, disebabkan oleh terlampau banyaknya asam lambung dengan konsentrasi sangat kuat (hyperacidity) dalam usus 12 jari atau duodenum, sehingga terjadi penggerogotan terhadap usus-usus; menimbulkan luka-luka, yang kemudian menjadi borok-borok bernanah pada usus dan lambung.

Sumber : Kartini Kartono, Patologi Sosial 3: Gangguan-gangguan Kejiwaan, PT RajaGrafindo Persada Jakarta, 2002. (Hal 129-141)

sumber

1 comment:


EmoticonEmoticon